LAPORAN
RESMI
PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
MODUL
III
Isolasi Bakteri Simbion
Disusun
Oleh
Alfianto Kusuma Jathi
26020111130034
Kelompok 5
PROGRAM STUDI ILMU
KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN
ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang berarti dengan dan biosis yang berarti kehidupan. Simbiosis merupakan interaksi
antara duaorganisme yang
hidup berdampingan.
Simbiosis merupakan pola interaksi yang
sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis ( Hermawati, 2010). Makhluk hidup yang melakukan simbiosis
disebut simbion.Ada beberapa bentuk simbiosis yakni:
C. Komensalisme,
adalah di mana pihak yang satu mendapat keuntungan tapi pihak lainnya tidak
dirugikan dan tidak diuntungkan.
D. Amensalisme, yaitu saat
satu pihak dirugikan dan pihak lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan.
E. Kompetisi, di mana kedua
pihak saling merugikan, biasanya terjadi melalui
kompetisi dalam memperebutkan makanan.
F.
Netralisme, dimana kedua
pihak tidak saling diuntungkan maupun dirugikan.
Interaksi antar kedua spesies tidak menyebabkan keuntungan maupun kerugian bagi
keduanya. ( Hutagalung, 2010)
Simbion,
yaitu makhluk hidup yang hidup bersama dengan makhluk hidup yang lain. Bakteri itu sendiri adalah organisme yang sangat kecil
dan hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop atau secara singkat dapat
dikatakan hewan mikroskopik. Bakteri simbion itu sendiri adalah bakteri yang
hidup di suatu biota dimana biota tersebut sebagai host. Bakteri itu sendiri
dapat menguntungkan atau merugikan Host yang dia tempati.
Bakteri dibedakan
menjadi bakteri heterotrof dan autototrof. Bakteri heterotrof adalah bakteri
yang tidak dapat mebuat makanan sendiri, sehingga bakteri ini mengambil energi
dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, sedangkan bakteri autototrof adalah
bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri. Bakteri heterotrof ini yang
melakukan simbiosis terhadap host atau inangnya. Faktor
utama yaitu ketersediaan energi yang dibutuhkan oleh simbion pada host atau
inang. Faktor inilah yang menjadi penyebab terjadinya simbiosis. Selain itu
dapat juga berupa kondisi di mana keduanya saling membutuhkan untuk pertahanan
hidup dan berkembangbiak. Hal ini dinamakan simbiosis mutualisme di mana
keduanya saling diuntungkan. Pada simbion jahat, interaksi yang terjadi hanya
satu arah. Salah satu pihak/ host pasti dirugikan oleh bakteri simbion
tersebut.
Pemindahan bakteri dari medium lama ke
medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini
memerluakn banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar
semua alat- alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan
inokulasi benar- benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya
kkontaminasi, yaitu masuknya mikrooba lain yang tidak diinginkan sehingga
biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar- benar biakan murni
(Dwidjoseputro, 1990).
Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat
dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari
spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama- sama dengan
bakteri saprob. Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu
(Dwidjoseputro, 1990) :
A.
Dengan
pengenceran
Cara
ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865.Ia berhasil memelihara
Streptococcus lactis dalampiraan murni yang diisolasi dari sampel susu Yang
sudah masam.
Suatu
sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan
dalam suatu tabung yang tersendiri.Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil
kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang
ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan
besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium
tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja.
Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni.Jika kita belum
yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang
murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini
sebagai sampel.
B. Dengan penuangan
Robert
Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikti
sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar
di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer.Dengan demikian
dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka
selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni- koloni yang masing- masing dapat
dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan
diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin
Menurut
Lay (1994) ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan di
dalam medium diantaranya adalah :
1.
Metode cawan gores
Metode
ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu.Namun untuk
memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya
diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik
kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua
macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan
medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme
menjafi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak
sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk mempeeroleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel- sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang- kurangnyya satu di antara cawan – cawan tersebut mengandung koloni- koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.
Proses
pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua
pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme,
memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme
saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasai Mikroba. Terdapat berbagai cara
mengisolasi mikroba, yaitu (Admin, 2008) :
ü
Isolasi pada agar cawan
Prinsip
pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga
diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya.Setiap
koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal
dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar
cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawantuang.Metode gores
kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya
mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satusel.
Metode
agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium
agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan.
Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung
koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalamcawan.
ü
Isolasi pada medium
cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila
mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya
dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran
dengan beberapa serial pengenceran.Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan
satu sel semakin besar.
ü
Isolasi sel tunggal
Metode
isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran
besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair.Sel
mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.Kemudian
sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus
ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.
Oleh Nuniek (2001) isolasi mikroba dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu cara penggoresan dan cara penaburan.
A. Isolasi mikroba
dengan cara penggoresan
Tujuan utama dari penggoresan ini adalah untuk
menghasilkan koloni-koloni bakteri yang terpisah dengan baik dari suspensi sel
yang pekat. Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu, tapi memerlukan ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan
yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Ada beberapa teknik goresan, antara lain :
1.
Goresan T
2.
Goresan kuadran
3.
Goresan radian
4.
Goresan sinambung (Nuniek, 2001).
B.
Isolasi mikroba dengan cara penaburan
Cara penaburan ( pour plate) merupakan cara yang kedua di
samping penggoresan untukmemperoleh biakan murni dari biakan campuran mikroba.
Cara ini berbeda dari carapenggoresan dimana media agar diinokulasi dalam
keadaan tetap cair yaitu pada suhu 45˚ C, dan demikian pula koloni-koloni akan
berkembang di seluruh media, tidak hanya pada permukaan.
Untuk beberapa tujuan hal ini menguntungkan, contohnya dalam mempelajari
pertumbuhan kolonistreptococcal pada sel-sel darah merah.
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1
Praktikan dapat memahami bermacam-macam teknik
isolasi mikroba
1.2.2 Praktikan
mempunyai keterampilan melakukan isolasi mikroba
BAB II
MATERI DAN METODE
MATERI DAN METODE
2.1 Waktu dan Pelaksanaan Praktikum
2.1.1 Sampling Lapangan
hari : Senin
tanggal : 22 Oktober 2012
pukul : 10.00 – 11.00 WIB
tempat : Dermaga Marine Station, Teluk Awur, Jepara, Jawa
Tengah
tanggal : 22 Oktober 2012
pukul : 10.00 – 11.00 WIB
tempat : Dermaga Marine Station, Teluk Awur, Jepara, Jawa
Tengah
2.1.2 Praktikum
Laboratorium
hari : Senin
tanggal : 22 Oktober 2012
pukul : 11.00 – 12.00 WIB
tempat : Laboratorium Ekologi Laut, Marine Station FPIK,
Teluk Awur, Jepara, Jawa Tengah.
tanggal : 22 Oktober 2012
pukul : 11.00 – 12.00 WIB
tempat : Laboratorium Ekologi Laut, Marine Station FPIK,
Teluk Awur, Jepara, Jawa Tengah.
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
No
|
Nama
Alat
|
Gambar
Alat
|
Fungsi
Alat
|
Keterangan
|
1
|
Alumunium foil
|
|
Pembungkus botol sampel agar terisolasi
|
|
2
|
Kertas label
|
|
Alat untuk menandai sampel
|
|
3
|
Botol sampel
|
|
Sebagai temapt sampel pada waktu pengambilan sampel
|
|
4
|
bunsen
|
|
Untuk membantu dalam proses aseptis
|
|
5
|
Kain perca
|
|
Alat yang digunakan untuk membantu proses sterilisasi
|
|
6
|
kamera
|
|
Alat yang digunakan untuk mendokumentasikan
|
|
7
|
tip
|
|
Alat bantu dalam mikro pipet. Untu pengambilan
sampel
|
|
8
|
Cawan petri
|
|
Sebagai tempat sampel ketika proses penanaman
|
|
9
|
Alat tulis
|
|
Alat bantu dalam proses pendokumentasio=an data
lapangan dan laboratorium
|
|
10
|
Paper wrap
|
|
Alat yang digunakan untuk membungkus cawan petri
sebelum proses inkubasi
|
|
11
|
Tabung reaksi
|
|
Sebagai wadah sampel yang akan diencerkan.
|
|
12
|
sprayer
|
|
Sebagai wadah bahan yang akan digunakan untuk
proses sterilisasi
|
|
13
|
Mikro pipet
|
|
Alat yang digunakan untuk mengambil sampel
|
|
14
|
spreader
|
|
Alat untuk meratakan distribusi bakteri ada media
|
|
2.2.2 Bahan
No
|
Nama
Bahan
|
Fungsi
Bahan
|
Keterangan
|
1
|
Alcohol
|
Sebagai senyawa untuk sterilisasi alat dan user
|
|
2
|
Zobell 2216 e broth
|
Sebagai media yang berperan dalam proses
pengenceran
|
|
3
|
Zobell 2216 e agar
|
Sebagai media yang digunakan untuk isolasi bakteri
dari sampel yang telah diencerkan
|
|
4
|
Air laut
|
Bahan yang digunakan untuk mengambil sampel
bakteri
|
|
5
|
Air laut steril
|
Bahan yang digunakan untuk sterilisasi bahan dan
media
|
|
2.3 Cara Kerja
-
Menyiapkan alat dan
menentukan titik sampling yang akan diambil
-
Melakukan kalibrasi
botol sampel. (Dengan
cara memasukkan air laut ke dalam botol dan mengeluarkannya kembali. dilakukan
sebanyak 2 kali pengulangan)
-
Mengambil sampel air
laut yang dekat dengan terumbu karang,
dan lalu langsung menutup botol sampel di bawah
permukaan air. Jangan sampai sedimen terbawa
masuk juga
-
Memasukkan botol sampel
ke dalam iced box. Menutupnya dan membawa iced box ke laboratorium.
-
Melakukan dokumentasi
sampling
2.3.2 Bactery Selection Process
- Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan
- Mengambil
sampel yang ada di iced box
- Membuang
air pada botol sampel
- Kemudian
sampel dibersihkan dengan air laut steril untuk menghilangkan bakteri asosiasi
yang masih menempel
2.3.3 Proses Pengenceran
-
Menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan
-
Menyalakan bunsen,
tunggu hingga 5 menit
-
Menyiapkan mikro pipet
dan tip, atur ukuran hingga 0.5 mL
(500 m ml)
-
Menyiapkan 5 tabung
reaksi berisi air laut steril. Beri label dari 10-1 – 10-5.
(seluruh
proses pengenceran dilakukan di dekat bunsen agar aseptitas bahan dan alat
terjaga)
-
Mengambil 0.5 mL air
laut dari botol sampel, lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi pertama.
-
Melakukan vortex pada
tiap tabung agar larutan menjadi homogen
-
Mengambil larutan pada
tabung reaksi pertama sebanyak 0.5 mL lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi
ke dua.
-
Melakukan hal yang sama
hingga tabung reaksi ke lima (10-5)
2.3.4 Proses Penanaman Bakteri (Inokulasi)
-
Menyiapkan alat dan
bahan
-
Menyiapkan media zobell
2216 e agar sebanyak 3 cawan petri
-
Menyiapkan hasil
pengenceran dari larutan 10-3 – 10-5 .
-
Mengambil larutan dari
tabung reaksi 10-3 sebanyak
0.1 mL dengan menggunakan mikro pipet.
(seluruh
proses inokulasi dilakukan di dekat bunsen agar aseptitas alat dan bahan tetap
terjaga)
-
Menyiapkan media agar
pertama sambil memutar-mutar cawan dengan tangan kiri di dekat bunsen
-
Memasukkan
sampel air laut 10-3 dalam mikro pipet ke dalam media agar pertama.
-
Sampel yang telah
berada di atas media lalu diratakan distribusinya oleh spreader secara
perlahan.
-
Setelah itu, menaruh
cawan petri di meja dengan posisi terbalik sambil diberi label.
-
Melakukan hal yang
serupa pada larutan dan media selanjutnya 10-4 dan 10-5.
-
Setelah seluruh sampel
selesai, ketiga cawan petri ditumpuk lalu dibungkus dengan paper wrap.
Diisolasi rapat lalu diberi label.
-
Setelah itu media yang
telah siap lalu diinkubasi pada suhu 30oC selama 5 hari.
BAB
III
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
Pada
praktikum isolasi bakteri simbion kali ini mengambil
sampel bakteri di air laut yang dekat dengan terumbu karang. Setiap bakteri
yang yang sifatnya heterotrof, dia akan bersimbiosis dengan inangnya agar
mendaptkan energi yang dibutuhkan oleh bakteri. Dalam simbiosis ini bakteri
terkadang merugikan, menguntungkan, dan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam bahasa
yang lebih ilmiah simbiosis ini dapat dikatakan sebagai mutualisme,
komensalisme, dan parasitisme. Simbiosis ini terjadi karena
inang menghasilkan nutrien dan energi yang dibutuhkan oleh bakteri. Tetapi
selain itu, bakteri tidak hanya merugikan bagi inangnya. Menurut penelitian
dari berbagai referensi, terdapat bakteri yang mampu menghasilkan senyawa
sekunder yang dapat melindungi inangnya dari patogen(Strobel & Daisy,2003 ;
Khairani, 2009). Bakteri tersebut biasanya disebut dengan bakteri endofit.
Bakteri tersebut dapat melakukannya juga membutuhkan inangnya, inang
menghasilkann nutrien yang dibutuhkan. Jadi mereka saling bersimbisosis secara
mutualisme. Biasanya mikroba endofit ini terdapat pada bagian bawah suatu inang.
Mikroba ini juga bisa dimanfaatkan untuk membantu manusia mengatasi bakteri
patogen yang berbahaya bagi manusia.
Sebelum
melakukan sampling, yang pertama kali
dilakukan adalah menyiapkan botol sampel yang akan digunakan. Botol sampel
dibungkus menggunakan alumunium foil. Kemudian menentukan titik sampling, dalam
penentuan titik sampling cari terumbu karang yang masih hidup . Dalam hal ini
karena kelompok saya menggunak bakteri air laut yang di daerah terumbu karang. Ambil
sampel air laut tepat dibawah terumbu karang. Sebelum menyimpannya , lakukan
kalibrasi botol sampel , agar konsentrasi di dalam tidak berubah dan tidak
mengganggu bakteri yang ada. Lakukan penutupan botol sampel pada saat didalam
air , hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi kontaminasi karena udara.
Botol
sampel dibungkus dengan alumunium foil agar pada saat
pengambilan sampel dan pada saat pemindahan sampel dari habitatnya, sampel dan
bakteri yang didalamnya tidak terpengaruh oleh cahaya matahari. Cahaya matahari
dapat menyebabkan proses-proses metabolisme tambahan yang dapat merusak
orisinalitas bakteri dari habitat aslinya. Selain itu mempersiapkan boks yang
telah diisi oleh es batu sebagai alat untuk memindahkan botol sampel dari
lapangan menuju laboratorium. Hal ini juga berguna untuk isolasi sampel dari
habitatnya agar tidak terpengaruh oleh lingkungan dan perubahan suhu.
Pada tahap pemeriksaan laboratorium, proses isolasi
terbagi menjadi 3 bagian yaitu seleksi, pengenceran dan inokulasi atau
penanaman bakteri kepada media. Pada seleksi bakteri dilakukan tahapan yang
berguna untuk memperoleh bakteri yang terbaik yang dapat diinokulasi
selanjutnya. Hal ini berguna agar pada saat penanaman dan inkubasi, bakteri
tidak mudah mati. Ketentuannya yaitu alat dan bahan yang digunakan harus steril
dari pengaruh kontaminan dan setiap langkah kerja diperhatikan dengan teliti.
Tahap kedua yaitu proses pengenceran. Proses ini bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi
dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada
perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk
sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya
mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya..
Ketentuannya yaitu saat pengenceran, aseptitas dari alat yang digunakan perlu
diperhatikan. Seluruh proses pengenceran dilakukan di dekat bunsen agar
aseptitas alat tetap terjaga. Hal ini berguna untuk mengisolasi sampel dari
kontaminan. Selain itu, pada tiap tabung reaksi dilakukan vortex dengan mikro
pipet. Hal ini bertujuan agar larutan menjadi homogen.
Tahap
ketiga yaitu penanaman bakteri atau inoklasi. Penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi
dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi
(mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir ( 10-3
– 10-5 )
,menggunakan media
zobell agar 2216 e. Inokulasi juga dilakukan di dekat bunsen untuk menjaga aseptitas
alat yang digunakan. Setelah itu
menggunakan spread plate. Spread plate adalah teknik
menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur
murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah Ambil suspensi cairan sebanyak
0,1 ml dengan mikropipet kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah
memadat. Spreader diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas bunsen
beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik. Kemudian
disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi
merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar. Hal yang perlu
diingat bahwa Spreader yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel
mikroorganisme dapat mati karena panas.
Seluruh proses pada tahapan isolasi bakteri perlu
dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Karena bakteri merupakan organisme yang
sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Jika salah dalam penanganan maka
bakteri akan mati. Oleh karena itu, aseptitas alat dan bahan yang digunakan
pada praktikum harus tetap dijaga. Media yang digunakan juga jangan sampai
mengalami kerusakan saat pengolesan menggunakan spreader. Seluruh alat yang
digunakan setelahnya direndam dengan alkohol untuk sterilisasi alat.
BAB IV
KESIMPILAN DAN
SARAN
4.1
Kesimpulan
Dalam praktikum ini
dapat disimpulkan teknik isolat bakteri yang digunakan adalah dengan seleksi
bakteri, pengenceran bertingkat, dan penanaman bakteri. Dalam proses isolaso
tersebut alat – alat yang digunakan harus selalu aseptis. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara mendekatkan atau memanaskannya ke bunsen.
4.2
Saran
1.
Dalam praktikum
sebaiknya assisten lebih bisa sabar dalam memberi arahan ke praktikan
2.
Sebelum dimulai
sebaiknya tempat kerja harus disterilkan
Daftar Pustaka
Admin.,2008,http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Sejarah-Perkembangan Mikrobiologi.Diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.
Dwidjoseputro,
S. 1990. Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Hermawati H. 2010.
Ekosistem.11 Apr 2010.
Hutagalung RA. 2010.
Ekologi Dasar. Jakarta.
Khairani. 2009. Aktivitas oksidasi metan bakteri
metanotrof asal lahan sawah pada konsentrasi oksigen yang berbeda. [Tesis].
Bogor: Departemen Biologi, Institut Pertanian Bogor.
Lay,
Bibiana W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium, PT RajaGrafindo Persada :
Jakarta.
Nuniek, T. 2001.Diktat Kuliah Mikrobiologi Industri .
Teknik Kimia FTI -ITS : Surabaya
Strobel G, Daisy B. 2003. Bioprospecting for
microbial endophytes and their natural products.
Microbiol and Mol Biol Rev 67:491-502.
Lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar